Datang Yuk ke Barbershop & Reflexology Narapidana Asimilasi di Terminal 3 Bandara Soetta

Datang Yuk ke Barbershop & Reflexology Narapidana Asimilasi di Terminal 3 Bandara Soetta

Tangerang, INFO_PAS - Bila Anda sedang berada di Terminal 3 Bandara International Soekarno-Hatta (Soetta) dan butuh jasa potong rambut atau sekadar ingin refleksi, datang saja ke Smmile Center atau Small, Micro & Medium Business Incubator with Two Learning & Experience CenterDi sana, Pemasyarakatan membuat gebrakan dengan membuka Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) berupa barbershop dan reflexology. Bahkan, jasa ini dikerjakan langsung narapidana asimilasi dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang dan Lapas Kelas IIA Tangerang.

Asimilasi merupakan salah satu proses pembinaan bagi narapidana dimana mereka bisa bekerja di luar lapas sehingga bisa bersosialisasi guna mempersiapkan mereka kembali berbaur dengan masyarakat dan  keluarga. Narapidana asimilasi sebelumnya telah melalui Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan dengan ketentuan berkelakuan baik yang dibuktikan dengan tidak sedang menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu enam bulan terakhir, sudah menjalani 1/2 masa pidana, dan juga aktif mengikuti program pembinaan di lapas.
 
Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Sri Puguh Budi Utami, menegaskan pembukaan SAE adalah sesuatu yang fundamental serta representasi dari gerakan Resolusi Pemasyarakatan. Untuk itu, ia meminta agar speed up berprestasiPemasyarakatan pasti bersih melayani
 
Hal ini disampaikan Utami saat meresmikan SAE barbershop dan reflexology di Terminal 3 Bandara International Soetta, Senin (2/3). "Ini bukan hanya wacana dan rencana. Bukan sekadar barbershop, reflexology, dan sosialisasi, tapi bentuk kepercayaan untuk bisa tumbuhkan kembali rasa yang sementara ini diambil paksa untuk dipertanggungjawabkan. Kami ingin tak sekadar melatih dan mereka bersertifikasi, lebih dari itu kami beri kepercayaan. Tumbuhkan rasa percaya diri mereka, juga bukti reintegrasi," tutur Utami yang selanjutnya akan mengemban amanah baru sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM.
 
Sebelumnya, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten, Slamet Prihantara, mengatakan ini adalah langkah maju dimana Pemasyarakatan diberikan porsi di pintu gerbang Indonesia. Bahkan, ia tak ragu mengatakan ini tak lepas dari hasil kreasi Dirjen PAS. 
 
"Yang kita inginkan adalah menciptakan skill narapidana. Persiapan skill itu yang penting. Ketika mereka dapat skill untuk bisa bertahan hidup setelah bebas, itulah cita-cita Pemasyarakatan sesungguhnya. Peresmian ini mungkin sederhana, yang penting hasilnya super, super, dan super," ucap pria yang telah dilantik sebagai Direktur Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan ini.
Rencananya, SAE akan diisi bergantian oleh narapidana Lapas Tangerang dan Lapas Pemuda Tangerang per pekan. Dua petugas dari masing-masing lapas akan mengawal tiga narapidana di barbershop dan reflexology.
 
Menurut Ma'ruf selaku Kepala Seksi Kegiatan Kerja Lapas Pemuda Tangerang, pihaknya memberikan promo free kepada pengunjung barbershop dan reflexology selama tiga hari ke depan. Untuk selanjutnya, tarif barbershop dan reflexology dikenakan Rp. 30 ribu dengan jam operasional pukul 10.00 - 20.00 WIB.
 
"Kalau pengunjung ambil paket, akan ada harga spesial. Pokoknya datang saja," ajaknya.
 
Narapidana dari kedua lapas menunjukkan antusiasmenya bisa berasimilasi di bandara internasional. Mulyana misalnya. Narapidana dari Lapas Tangerang ini mengaku belajar reflexology di lapas. "Saya sudah belajar lima tahun. Sebelumnya tidak bisa. Mudah-mudahan bisa buka reflexology setelah bebas nanti," harap pria asli Bandung yang akan bebas pada Agustus 2020.
 
Harapa serupa dikatakan M. Syarip. Penghuni Lapas Tangerang ini sudah belajar jasa barber sejak tiga tahun lalu. "Saya cocok dengan kegiatan barber, jadi saya tekuni," tutur pria asal Pandeglang yang berharap pula bisa membuka barbershop setelah bebas pada Bulan Juni nanti.
 
Sementara itu, Asep yang juga menekuni barber mengaku sebelumnya sudah punya dasar keterampilan itu sebelum menghuni Lapas Pemuda Tangerang. "Sebelumnya sudah bisa, dimatangkan di lapas. Ada pelatihan khusus barber dan dapat sertifikat," ujarnya.
 
Ia mengaku keterampilan barber cukup mudah baginya karena hobi. "Semoga setelah bebas bisa buka barber lagi. Alat-alatnya juga masih ada," pungkas Asep. (IR)
 
 

 

What's Your Reaction?

like
7
dislike
1
love
0
funny
3
angry
0
sad
0
wow
1